Senin, 03 September 2012

Pedofil


CINTA ITU KAMU
“Loraaaaaaaaa,sini kamu !!! ” teriak mama dari lantai 1 rumahku.
“ya maaaaaaaaaaaaaaaa” jawabku tak kalah kerasnya.
“siapa anak SMA di depan yang mengaku pacar kamu,sejak kapan kamu naksir anak kecil.hah???” bentak mama.
“anak SMA?? dia bukan….” ucapanku terpotong karena mama sudah bersiap mengejarku,aku lari ke luar dan memanjat pohon mangga depan rumah.
“kamu turun sini,sejak kapan mama ajarin kamu naksir anak kecil??” bentak mama sambil mengacungkan sebilah bambu.
suara tawa dari ujung pagar rumahku membuatku ingin memakan anak itu,dengan wajah polos anak kecil itu menertawakanku.hmmm,yeah..aku hiperbolis,dia Rayan.anak kelas 3 SMA yang kemarin memperebutkan uang di jalanan denganku,dan ternyata sodara-sodara……uang itu MAINAN !!!! menyebalkan sekali.
“heh,anak iblis.lu ngomong apa sama nyokap gue,dasar lu yee.nyari masalah lu sama gue”hardik dari atas pohon.
“tante,jgn marah2 dong.ntar cantiknya ilang loh” ucap Rayan yang jelas saja membuatku semakin ingin memakannya.
“tante,saya bukan pacarnya Lora koq.tadi saya cuma becanda” ucapnya tegas pada mama yang kelihatannya masih ingin memukulku.
“bener??” tanya mama tak yakin.
“iya tante” ucap Rayan sambil tersenyum.
“tuh kan ma,gak mungkin lah Lora mau pacaran sama anak kecil.Lora bukan phedofil ma” ucapku.
“ya sudah,kamu turun sini” ucap mama.
“tapi jangan di pukul” rajukku.
“iya..”
sejak kejadian itu,mama dan Rayan semakin akrab.ada saja bahan obrolan yang membuat mereka terlihat asyik,anak mama siapa sih.aku ato anak iblis itu?? gerutu ku dalam hati.ku akui memang,Rayan sosok remaja yang baik.lucu,imut,dan dia tidak liar seperti anak remaja cowok jaman sekarang.koq jadi mikirin anak iblis itu yah?? aku manggil dia anak iblis,karena kekonyolannya mengajakku rebutan uang.yeah.itu juga salahku sih sebenarnya.mikir deh,siapa sih yang tahan liat uang ceban yang nganggur di jalan.
“mah,laper nih.makan yuk” ajakku saat melihat mama sudah mulai terlibat percakapan yang asyik dengan Rayan.
“heh,lu rajin amat nyambangin rumah gue.lu gak punya rumah yah,gih sono pulang.gue enek liat muka lu lama-lama” hardikku.
“Lora,gak boleh gitu nak.lihat nih,Rayan bawain mama duren montong.kamu juga suka duren kan,sini makan bareng” ucap mama riang sambil memperlihatkan durian yang Rayan bawa.
“paling juga duren curian,gih ambil lagi.gak sudi gue makan bawaan lu”ucapku kesal.
“tante,ati2 loh sama omongan.jangan benci banget sama saya.nanti tante jadi naksir sama saya” ucap Rayan dengan wajah polos.
“gue naksir lu??? ngimpi lu ketinggian” ucapku dan berlalu meninggalkan mama yang mulai asyik lagi denga Rayan.seakan-akan aku hanya angin lalu.
sudah seminggu sejak kejadian aku memakinya,Rayan tak pernah muncul lagi.tiba-tiba aku merasa ada yang hilang,aku mulai merindukan wajah polosnya.aku mulai mencarinya,mama yang melihatku seperti orang patah hati langsung tahu kalo aku mencari Rayan.tapi ku tepis semua dugaan mama,aku membohongi mama dan hatiku sendiri.
ini sudah 1 bulan rayan tak menyambangiku di rumah,mengapa tak ada kabar yang ku dapat.ke rumahnya pun dia tak pernah ada,di sekolahnya ternyata dia sudah 2 bulan tidak masuk sekolah.apa yang terjadi sama Rayan,kenapa hati kecilku sangat mengkhawatirkan dia.setiap hari,aku selalu menunggu kedatangannya di beranda rumahku.berharap dia akan mengagetkanku dan menledekku lagi seperti biasa,tapi dia tak ada.
“Rayan,lu kemana sih.koq gue jadi kangen banget yah sama lu,lu dateng dong.katanya lu suka sama gue,kenapa lu ninggalin gue??”ucapku saat sedang duduk di teras rumahku.
aku tahu,Rayan menyukaiku.karena tak sengaja aku pernah nguping pembicaraan mama dan Rayan,Rayan bilang kalo dia suka sama aku.tapi takut untuk mendekati karena aku galak.Rayan aku juga suka sama kamu.
“hahahahaha,akhirnya gue denger itu juga dari mulut lu.gimana rasanya gue tinggal sebulan??” ucap Rayan dari atas pohon mangga sambil memakan pisang dan melemparkan pembungkus pisangya ke arahku.
aku kaget,ingin rasanya aku memarahinya.aku kesal melihatnya tertawa di atas pohon dengan wajah polos.tapi aku juga bahagia,karena melihatnya lagi.
“heh,anak iblis.lu ngapain di pohon gue,lu pikir itu rumah lu apa??”hardikku.
“gue emang di sini terus koq selama 1 bulan ini,mama lu tahu koq”ucapnya santai sambil menjulurkan lidahnya padaku dan turun dari pohon.
“apa,mama tahu??? jangan bilang kalo lu yang tidur di kamar tamu??” tanyaku tak percaya.
“iya,emang gue” ucapnya sambil tersenyum.
“lu napa sih,galak amat sama gue.gak ada baek2nya sama sekali” tanyanya lagi.
“gue benci sama lu” ucapku.
“benci?? benar-benar cinta maksudnya??” tanya sambil mencolek pinggangku.
“apaan sih,genit amat lu.heh,gue emang benci banget sama lu.gue gak suka sama lu,gue kesel sama lu.lu mainin perasaan gue.lu pikir lu siapa,biasa mainin gue.gue benci sama lu” ucapku menahan tangis dan pergi,namun…
“maafin gue,gue cuma mau lihat apa bener lu sayang sama gue.lu galak,gue takut ngomong sama lu.gue takut kena damprat lu lagi.maafin gua yah” ucapnya sambil memeluku erat.
airmatakyu tumpah,hangat rasanya berada dalam pelukan anak kecil ini.anak kecil yang mampu membuatku terlihat seperti gadis berusia 16 tahun,yang mampu mebuatku terlihat bodoh karena menyayanginya.
“gue sayang lu” ucapnya sambil menatapku dalam.
“guee….” ucapanku tertahan,ku rasakan kehangatan menyentuh bibirku.Rayan menciumku,membuat aku yakin bahwa aku menyayanginya.
cinta itu,indah…tak mengenal usia,suku,dan bahasa.cinta hanya mengenal ketulusan,kesucian dan kasih sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar